Kalow pingin batja versi EYD silahken klik ini. Tapi di situ ada satu salah tjetak fatal jang membuwat isi tjerita gak djelas. Dan, di situ ikke ada paké nama pena.

Pernahkah terselip keinginan pada diri kita, betapapun ketjilnja, untuk kembali ke masa lampau, menghidupinja lagi seperti masa kini? Tanpa kita sadari itulah jang sebenarnja terdjadi ketika kita melangkah masuk dunia maya. Itulah salah satu esensi Facebook jang sekarang njaris dimiliki siapa sadja asal dia tidak buta internet. Bukankah djedjaring sosial ini mempertemukan kembali para pelaku masa lampau? Selain teman masa kini dan teman jang belum pernah ditemui, seorang pemilik profil Facebook pasti djuga kembali bersua dengan teman masa lalunja. Tidak djarang pula perdjumpaan di alam maya Facebook berlandjut dengan pertemuan jang sebenarnja: para pelaku masa lampau achirnja kembali bergaul di masa kini.
Lajak kutegaskan, pertemuan jang berikut kututurkan bukanlah gagasanku. Itu ide Wati tak lama setelah kuberitahu tentang kedatanganku. Dalam salah satu pesannja, dia sudah kirim ratusan pesan sedjak satu setengah tahun bergaul lewat Facebook denganku, adik kelas bekas asistenku ini men-desak2 untuk bertemu setjepatnja, karena 10 hari kemudian dia akan pulang kampung dan itu berlangsung selama sebulan lebih.
“Aku datang sama2 Yumi ja, masih kenal kan?” Wati achirnja menghubungiku lewat telpon antarbenua. “Masih dong, bagaimana bisa melupakan Yumi?” Aku pura2 tetap tenang, walau darah tersirap dan djantung riuh berdegup mendengar nama itu disebut.
Kalau ingin batja tjerita ini lebih landjut, silahken pesen kumpulan tjerpenku, karena di situlah kelandjutan fiksi ini bisa dibatja. Tjara memperoleh himpunan tjeritaku bisa disimak sbb.
