“Jokowi tabur bunga di Serodja: sepadan dengen siapa?” oleh Joss Wibisono

Berikut sekedar gagasan awal tentang mengapa Indonesia bisanja tjuman mendjiplak Belanda, bekas pendjadjahnja. Berkenaan dengen kundjungan Jokowi ke Timor Leste jang merdeka dari pendudukan ABRI (sekarang TNI), di facebook sempat beredar beberapa foto jang membandingkennja dengen kundjungan Kanselir Djerman Barat Willy Brandt ke ghetto Jahudi di Warsawa pada desember 1970. Pada saat itu, setelah meletakkan karangan bunga, Willy Brandt tiba2 berlutut di depan tugu peringatan pemberontakan ghetto di Warsawa. Apa jang disebut »Warschauer Kniefall« (berlutut di Warsawa) ini tjukup menggemparkan. Bukan hanja lantaran di luwar protokol, tapi terutama djuga lantaran maknanja, jaitu kerendahan hati dan permintaan maaf. Tentu sadja Jokowi … Lanjutkan membaca “Jokowi tabur bunga di Serodja: sepadan dengen siapa?” oleh Joss Wibisono

“Merasa Perkasa” oleh Joss Wibisono

Hari ini 5 Djuli 2014, saat berlangsung tjoblosan di KBRI Den Haag, diriku tiba2 merasa perkasa, perkasa sekali. Perkasa karena ternjata diriku diminta untuk menentukan nasib empat orang jang ber-tjita2 memimpin negeriku. Untuk tjita2 itu betapa mereka sekarang begitu tergantung pada suaraku. Memang bukan suaraku semata, tapi paling sedikit suaraku ikut menentukan berhasil tidaknja mereka mentjapai tjita2 itu. Kesadaran inilah jang membuwatku merasa perkasa. Tak pernah aku punja perasaan seperti ini. Dan harus kuakui bahwa setelah orde bau bubaran baru pertama kali ini aku dengan sadar menentukan pilihanku. Selama orang kuwatnja berkuwasa tak pernah aku sudi ikut pemilu. Seingatku hanja … Lanjutkan membaca “Merasa Perkasa” oleh Joss Wibisono