“Presidensialisme dan dwi partai” oleh Pipit R. Kartawidjaja

Di tanah Nuswantoro ada sematjem super kejakinan, bahwa presidensialisme itu klopnja kalow menerapkan sistem dwi partai. Kerap didjadikan tjontoh adalah tanah impralis Amerika Serikat. “Pengalaman dari beberapa negara jang menerapken sistem dua partai jang dipadukan dengan sistem presidensial itu terbukti berhasil membentuk pemerintahan jang efektif dan stabil, seperti jang dipraktekkan Amerika Serikat. Sebaliknja sistem presidensial terbukti gagal dipraktekkan di negara2 dengan sistem multikepartaian”, “Kata Pengantar” Anies Baswedan dalam Hanta Yuda AR, Presidensialisme setengah hati: dari dilema ke kompromi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2010, hal. xxvi. Segudang pakar tanah Nuswantoropun berpendapat ra-berbeda.

Kesebelasan nasional Belgia: De Rode Duivels atawa Les Diables Rouges alias Setan Merah
Kesebelasan nasional Belgia: De Rode Duivels atawa Les Diables Rouges alias Setan Merah

Tjara ke sana, menurut Amien Rais: “penjederhanaan partai itu harus ditempuh setjara sistemik sehingga masjarakat tidak lagi memilih sampai puluhan. Mungkin partai itu tinggal lima atau enam dan achirnja tinggal dua” (“Multipartai dalam sistem presidensial”, ANTARANEWS.com, 18/11/2013,).

Berkat tebalnja kepertjajaan di tanah Nuswantoro tersebut, maka setiap gonta-ganti UU Pemilu, selalu diarahkan ke sana. Mulai dari sjarat pentjalonan presiden, penetapan ambang batas DPR, pembentukan besaran daerah pemilihan (district magnitude) DPR atow tjara penghitungan suara. Dan apesnja, sampai sekarang, umpamanja djumlah efektif partai parlemen alias Effective Number of Parliamentary Parties (ENPP) di DPR malah kian gemuk. Dan ndjèngkelin. Dalam pemilu 2019 ntar, diprediksi akan nggembrot.

Walowpun pernah diolok oleh Gus Dur almarhum beraikiu A-min, tapi toch harus diakui A-Plus djua, sebab berterobosan djinius dalam membangun sistem dwi-partai: “Ketua Penasihat Persaudaraan Alumni 212 Amien Rais mendikotomikan partai2 politik di Indonesia djadi dua kutub jakni partai setan dan partai Allah (CNN Indonesia, 13/04/2018). „Amien menjebut PAN, PKS, dan Gerindra masuk sebagai partai Allah. Sementara itu, partai besar masuk dalam partai setan“ („Golkar soal Partai Setan: Amien Rais dan Partai Allah Bersih?“, CNN Indonesia, 14/04/2018). Dwi-partai jang didambaken achirnja terbentuk. Mudjizatnja: UU tentang Penistaan Agama bisa ra-bermanfaat, lantaran kerdjaannja partai setan itu sendiri ja menistakan agama.

Sang djinius A+Plus Rais: Partai Setan dan Partai Allah
Sang djinius A+Plus Rais: Partai Setan dan Partai Allah

Tapi sebab soal partai Allah dan setan itu beraroma mistis, maka pilihan hari deklarasi terbilang tjeroboh. 13/04/2018 itu djumat pon, wuku Kurantil. Wataknja: suka berbantahan dan tjita2nja sering ra-kesampaian, ra-baek buat mengumpulkan orang dan kalow berteman ra-harmonis, atjap kepret2an. Dan barangkali karena memang kemauannja suratan pawukon, watak suka berbantahan plus emosional serta gak sabaran itu djuga dipunjai Aplus Rais, maudjudan 26 april 1944, rebo pon, berwuku djulungpudjud.

Ingatanpun tergugah sama pengalaman dwi-partai dalam presidensialisme Uruguay. Meski antara taon 1942 s/d 1971 delapan kali pemilu Cámara de Representantes (DPR) selalu berdwi-partai, gantian antara Partido Colorado (PC) dan Partido National (PN), tapi pemerintahannja ra-efektif dan ra-stabil. Alasan: di dalam tubuh PC dan PN mendjamur banjak faksi. PC, unggul dalam enam kali pemilu Cámara de Representantes, berfaksi ra-sedikit. Antara laen Batllismo, Luis Battle Berres, Gestido/Pacheco, Por la Unión del Partido, Unión Colorado y Batllista dan Unión Nacional Reelectionista. Sementara PN, pemenang dua kali pemilu Cámara de Representantes, berfaksi matjem Herrera, Unión Blanca Democrática, Herrerismo Ruralismo dan Por la Patria/Movimiento Nacional Rocha. Apesnja, ada faksi partai pemerintah jang demennja kongkowan sama faksi oposisi. Alhasil, kalow dwi-partai berfaksi djibunan, lalu apa bedanja dengan multipartai? Gara2 ra-stabil, lalu pada taon kerbow 1973, militer ra-tahan empetnja, lalu plesiran kluwar tangsi (Bernhard Thibaut, “Presidentialismus im Demokratien in Lateinamerika”, Leske + Budrich Opladen 1996,, hal. 163-190).

Berdasarkan pengalaman Uruguay dan terawangan pawukon hari deklarasi dwi-partai plus mbrodjolnja A-Plus Rais itu, maka mungkin dalam partai setan sudah blusukan faksi2 Gendruwo, Keblek, Banaspati, Tujul, Potjongan, Demit, TonthongSot, Djerangkong, Chukusan, BalungTandak, Kemangmang, Bethara Karang atow Wewe Gombel dan bahkan faksi tudjuh Setan Desa.

Kalow begitu, terobosan djinius A-Plus Rais itu bisa klepek2 kemakan suratan pawukon. Apalagi, taon Pilpres 2019 itu taon babi (bukan nabi hlo jach), tjiongnja alias non-pasangannja shio monjet, shionja Aplus Rais. Maka, agar dwi partai itu terwudjud dan gak djadi plesetan, disarankan buat memanfaatkan uang setan 600 djuta rupiah guna bersesadjen tumpeng dang2an beras senilai zakat fitrah, lauknja ajam blirik dipetjel sebagai penangkal sialnja hari deklarasi dwi partai dan nasi tumpeng, lauknja ajam merah, kuluban sembilan matjem sebagai penangkalnja apesnja maudjudannja A-plus Rais. Gara2 sepakbola dunia, mereka mingsih diperkuwat pula oleh Sjaiton Merah, jaitu pendukung timnas Belgia jang bernama De Rode Duivels atau Les Diables Rouges. Artinja ja sjaiton mirah itu! [Pipit R. Kartawidjaja, Berlin 29/6/2018].

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.