“50 tahun G30S dalam sorotan pers Belanda” oleh Joss Wibisono

Versi lain tindjauan pers ini telah nongol di madjalah Historia No 25, halaman 17-19. Lima puluh tahun G30S ternjata djuga mendjadi pemberitaan media massa Belanda, negeri bekas pendjadjah. Bukan tjuma koran, mingguan atau media tjetak lain jang memberitakannja, tapi djuga radio dan televisi serta tak ketinggalan situs web. Menariknja, ketika mingsih adaaa sadja media massa Indonesia jang gak bosen2nja meng-ulang2 sudut pemberitaan seperti 50 tahun silam (keminggrisnja gak bisa move on) jaitu G30S terus2an dipandang sebagai bentrokan ideologis antara PKI dan mungsuh2nja (seperti maunja orde bau), maka media massa Londo si bekas pendjadjah sudah sama sekali meninggalkan sudut pandang kuno … Lanjutkan membaca “50 tahun G30S dalam sorotan pers Belanda” oleh Joss Wibisono

“Budaja takut kembali mentjekam Indonesia” oleh koresponden Michel Maas

Ini terdjemahan wasweswos laporan Michel Maas jang pada hari senin 26 oktober 2015, terbit di harian de Volkskrant, halaman 15. Pembunuhan massal orang2 komunis di Indonesia terdjadi 50 tahun silam. Tapi berbitjara dju2r tentang ‘1965’ te2p tidak mungkin. Lebih2 lagi: sensor sekarang kembali beroperasi sepenuhnja. Mendadak sontak sensor kembali sepenuhnja hadir di Indonesia. Hanja menjebut tahun 1965 sadja orang sudah bakal kena masalah. “Sepertinja sensor kembali mendjadi mode dari hari ini ke besoknja,” keluh seorang direktur sebuah festival sastra jang begitu kaget lantaran kundjungan polisi. Pada sebagian atjaranja, festival jang dibuka rebo mendateng ini sedianja djuga akan membahas pembunuhan massal … Lanjutkan membaca “Budaja takut kembali mentjekam Indonesia” oleh koresponden Michel Maas