“Getol Kundera, tak tahu atau lupa Havel” oleh Joss Wibisono

Inilah djawabanku atas kolom Udar Rasa Don Sabdono, eh Bre Redana, di harian Kompas, edisi 21 djuli 2019

Kolom Udar Rasa, berdjudul Baris berbaris, Kompas 21 djuli 2019
Kolom Udar Rasa, berdjudul Baris berbaris, Kompas 21 djuli 2019

Mengapa kita, orang Indonesia, begitu menggetoli Milan Kundera, penulis Ceko jang pada 1975 mengungsi ke Paris? Lebih dari itu mengapa tak pernah sekalipun kita sebut nama Václav Havel? Sebenarnja Kundera tak pernah bisa dilepaskan dari Havel, berbitjara tentang Kundera, seseorang harus pula bitjara tentang Havel. Klow tjuman tentang Kundera sadja (apalagi lantaran utjapannja soal ‘melawan lupa’) maka orang itu tjuman bitjara tentang satu hal jang kebetulan tjotjok baginja.

Di luar negeri, keduanja, Kundera dan Havel setjara bersama, selalu disebut dalam satu tarikan nafas. Setiap menulis tentang Kundera seorang penulis juga selalu menjinggung pula Havel. Sebaliknja djuga begitu, setiap kali orang menulis tentang Havel maka nama Kundera tidak bakal dilupakan. Itu harus demikian karena Havel dan Kudera terlibat dalam debat sengit pada 1968 dan 1969 tentang arah politik negara mereka, Cekoslowakia. Waktu itu tengah berlangsung apa jang disebut Pražské jaro alias musim semi Praha jaitu proses demokratisasi rezim komunis Ceko di bawah Alexander Dubček. Pada agustus 1968 Soviet jang mengirim tank ke ibukota Praha mengachiri proses demokratisasi itu. Tapi debat antara Kundera lawan Havel berlandjut.

Dalam sebuah esai (berdjudul Český úděl berarti “nasib Ceko”, terbit bulan desember 1968 di madjalah Listy) Kundera menolak menjebut invasi Soviet itu sebagai malapetaka nasional. Havel bereaksi sinis. Polemik mereka berlandjut soal bermanfaat tidaknja protes terbuka terhadap penindas jang lebih berkuasa. Musim semi Praha sudah gagal dan mereka jang protes pasti akan menanggung dampaknja. Havel berpendapat protes tetap bermanfaat sedangkan Kundera meragukannja. Sedjarah kemudian membenarkan Havel.

Sebenarnja banjak perbedaan antara Kundera dengan Havel, walaupun keduanja sama2 penulis. Kundera sempat mendjadi anggota partai komunis Ceko, bahkan dapat dikatakan pada 1950an dia adalah seorang komunis tulen jang setia dan taat pada adjaran Marx. Sebaliknja Havel tidak pernah mendjadi anggota partai komunis, maklum dia lahir dalam keluarga bordjuis kaja jang anti komunis. Karena terlibat gerakan demokratis musim semi Praha, baik Kundera maupun Havel masuk dalam daftar hitam. Kundera melarikan diri ke Paris, sedangkan Havel memutuskan untuk tetap tinggal di negeri sendiri, walaupun harus hidup sebagai pembangkang dan menanggung hukuman pendjara.

Berachirnja komunisme akibat revolusi bludru di Praha tahun 1989 menghantar Václav Havel pada djabatan presiden negerinja jang kemudian petjah mendjadi Ceko dan Slowakia. Dia tutup usia pada 2011 setelah sempat mendjadi presiden dalam dua masa djabatan. Sedangkan Kundera, kelahiran 1929, masih hidup di Paris, sekarang mentjapai usia 90 tahun. Sedjak 1981 dia berwarga negara Prantjis, dan sedjak 1993 dia menulis dalam bahasa Prantjis djuga, tidak lagi dalam bahasa Ceko.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.