“800 tahun universitas Salamanca: menang tapi tak mejakinkan” oleh Joss Wibisono

La Universidad de Salamanca, dalam bahasa Latin ‘Universitas Studii Salmantini’, didirikan pada tahun 1218 oleh radja Alfonso IX jang waktu itu bertahta di wilajah León (Spanjol barat). Inilah universitas tertua Spanjol. Sebelum itu sudah ada universitas lebih tua lagi di Eropa: di Bologna (Itali) didirikan 1180, di Oxford (Inggris) 1200, dan djuga Cambridge (1209). Sebagai pembanding, Ken Arok mendirikan keradjaan Singhasari di Djawa Timur pada tahun 1222, empat tahun setelah univeritas Salamanca berdiri.

Pintu gerbang universitas Salamanca

Walau begitu, gedung2 universitas jang sekarang ada di Salamanca dibangun pada abad 14, tahun 1580an. Bisa djadi, pada waktu didirikan, gedung2 universitas masih terlalu sederhana misalnja terbuat dari kaju, sehingga tidak tahan zaman. Di Gedung jang sudah berusia 400 tahun lebih itu paling sedikit bisa dilihat dua kedjadian bersedjarah penting, baik bagi Universitas Salamanca sendiri maupun bagi Spanjol setjara umum.

Tjuman sajangnja, untuk masuk gedung bersedjarah ini dipungut biasa tidak murah jaitu €10 alias Rp. 150 ribu lebih. Mungkin lantaran itu tidak banjak pengundjung terlihat pada sabtu sore 7 mei 2022 waktu aku masuk. Betapa beda dengan wilajah2 Salamanca lain jang begitu padat wisatawan. Maklum Eropa barusan keluar dari wabah, baru sekarang orang bisa melantjong ke mana2.

Nah, dua peristiwa bersedjarah penting jang terpateri dalam gedung2 tua Universitas Salamanca menjangkut dua tokoh: Fray Luis de León dan —jang bagiku paling menarik— Miguel de Unamuno.

Patung fray Luis de León di plaza depan pintu gerbang universitas

Sesuai gelar ‘fray’ di depan namanja, Luis de León adalah seorang rahib katolik jang hidup sederhana dalam biara. Tetapi dia mengadjar teologi di Universitas Salamanca setelah lulus pada tahun 1560. Pada waktu itu Spanjol masih digentajangi oleh ‘La Inquisición‘ alias Inquisisi jang mendjaga kemurnian adjaran agama katolik. Ingin supaja mahasiswanja paham indjil, Luis de León memutuskan untuk menerdjemahkan beberapa bagian alkitab ke dalam bahasa Spanjol (jang sebenernja tidak begitu berbeda dari bahasa Latin, bahasa jang digunakan untuk menulis indjil). Tetapi kalangan Inquisisi menganggap itu sebagai penjelewengan, Luis de León ditangkap dan didjebloskan selama empat tahun di dalem pendjara. Begitu bebas dia kembali mengadjar, dan konon dia mengawali kuliahnja dengan kalimat, “Seperti sudah saja katakan sebelumnja,…” Padahal empat tahun sudah berlalu setelah dia memberi kuliah terachir.

Tulisan aula fray Luis de Léon

Di depan gedung kuno Universitas Salamanca terpampang patung Luis de León dalam pakaian rahib dan di dalam gedung terdapat satu aula jang menjandang namanja, Aula Fray Luis de León. Penggunaan kata ‘aula’ ini menarik, karena biasanja ruang2 Spanjol menggunakan istilah ‘sala’ jang memang berarti ruang itu. Oh ja, fray Luis de Léon hidup antara 1527 dan 1591.

Miguel de Unamuno tatkala mendjabat rektor universitas Salamanca

Miguel de Unamuno, tokoh kedua jang nama dan riwajatnja terpatri dalam gedung universitas tertua Spanjol ini, punja riwajat jang lebih dekat dengan kita. Maklum dia hidup antara tahun 1864 dan 1936. Pada tahun kematian Unamuno, 1936, di Spanjol bergolak perang saudara. Kaum republik jang menang pemilu pada april 1936, mengubah negara ini dari keradjaan mendjadi republik dan raja Alfonso XIII bukan tjuman meninggalkan tahta, dia djuga meninggalken Spanjol. Tapi pada bulan djuli 1936 djinderal Francisco Franco melantjarkan kudeta militer terhadap pemerintah republik jang terpilih setjara demokratis. Sebagai rektor Universitas Salamanca Miguel de Unamuno semula mendukung Franco jang diharapkannja bisa membereskan Spanjol dari porak poranda pemerintahan kiri. Tapi begitu dia melihat orang2 Franco terus melakukan pembunuhan kalangan jang dianggep musuh, termasuk rakjat biasa jang sebenarnja tidak punja pilihan politik tegas, dia menarik dukungan pada Franco.

Unamuno menegaskan pentjabutan dukungannja pada Franco ini dalam sebuah pertemuan (memperingati hari Columbus ‘menemukan’ benua Amerika) jang berlangsung pada tanggal 12 oktober 1936 di Aula Universitas Salamanca. Waktu itu hadir Carmen Polo (istri Franco) dan djinderal José Millán-Astray, pendiri legion Spanjol jang pernah bertugas di Filipina. Boleh dikatakan Millán-Astray adalah djin(deral) kedua paling berkuasa di Spanjol waktu itu, sesudah djin besuar Franco sendiri.

Kepadanja, Unamuno berkata, anda akan menang djin Millán-Astray, tapi anda tidak akan dapat mejakinkan kami. Di sini Unamuno menggunakan kata2 bersajap bahasa Spanjol “vencer no es convencer” (menang tapi tidak dapat mejakinken), utjapan jang sampai sekarang tetap digunakan orang Spanjol. Lebih landjut Unamuno berudjar, anda pasti akan menang karena anda punja lebih dari tjukup kekuatan brutal. Tapi anda tidak akan mampu mejakinkan karena untuk dapat mejakinkan berarti anda harus bisa membudjuk. Dan untuk bisa membudjuk anda butuh hal2 jang anda sendiri tidak punjai: akal sehat dan kebenaran dalam mengangkat sendjata. Bagi saja pertjuma sadja minta anda untuk memikirkan Spanjol.

Kalangan fasis pengikut Milán-Astray meretjokin Miguel de Unamuno tatkala ia meninggalkan aula universitas setelah berpidato menentang Franco. Sumber https://elpais.com/cultura/2021-06-17/vencer-no-es-convencer-el-legado-de-unamuno-llega-al-cervantes.html

Kebajang gak sih seorang rektor berudjar demikian kepada seorang djin tentara? Kebajang gak sih ada orang berutjap seperti itu di hadapan madame Tien percent dan di hadapan djin Benny Moordenaar pada zaman geng orde bau berkuasa?

Karena utjapannja itu Unamuno ditjopot dari djabatan rektor Universitas Salamanca dan dikenai tahanan rumah. Achirnja dia dibunuh oleh Bartolomé Aragón, seorang kaki tangan Franco pada hari terachir tahun itu, 31 desember 1936. Dia mentjapai usia 72 tahun. Perang saudara Spanjol masih berlangsung selama tiga tahun lagi, dan, lebih gawat lagi, rakjat negeri ini masih harus terkungkung selama 36 tahun dalam kekuasaan teror djin besuar Francisco Franco sampai doi koit 1975. Franco tidak pernah dilengserkan dari kekuasaan, ketika metong doi mingsih bertengger dalam kekuasaan.

Sekarang Universitas Salamanca menghormati Unamuno dengan menamai salah satu ruang kuliah besar sebagai “Aula Míguel de Unamuno”. Tentu sadja kota Salamanca tidak melupakan salah satu penentang awal rezim diktator militer Franco. Di sebuah plaza di depan rumahnja sedjak 1968 tegak patung Miguel de Unamuno.

Aula Miguel de Unamuno

Sedjak didirikan 800 tahun silam, Universitas Salamanca selalu dapat membuktikan djati dirinja sebagai lembaga pendidikan tinggi jang senantiasa kritis, walau sikap itu mengakibatkan anggota civitas academica-nja kehilangan kebebasan bahkan kehilangan njawa. Djelas sikap kritis adalah roh pendidikan tinggi, tanpanja sebuah lembaga tidak lajak menjebut diri universitas.

Patung Miguel de Unamuno di plaza depan rumahnja.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.