“Ketika Marx ketemu thujul” oleh Joss Wibisono

Pertama kali diumumkan oleh Gita Kampus XIII/1985, Koran Kampus Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga Ketemu Onghokham dan bitjara soal thujul, asjik bukan? “Thujul memang asli Djawa,” Ong memulai. Maksudnja djelas, hanja orang Djawa jang punja thujul. Sajang, ketika tulisan ini diturunkan ke percetakan, Willi Toisuta masih di Djakarta, sehingga nggak sempat ditanjakan apakah di Ambon dan Kupang djuga ada thujul. “Tapi”, Ong berlandjut sambil geleng kepala, “Orang Djawa djangan keburu tepuk dada. Di Barat, di dunia bulé, djuga ada thujul!” Lho? Bener nih Pak Botak? Doktor sedjarah ini mulai memperoleh gugatan. “Ija!” Tegas Ong dalam djawatimuran jang medhok (dia kan … Lanjutkan membaca “Ketika Marx ketemu thujul” oleh Joss Wibisono

“Anomali Sedjarah” oleh Joss Wibisono

Versi awal tulisan ini diumumken oleh harian Sinar Harapan pada edisi 2 Oktober 2004. Sajang link-nja sudah mati, alias enggak bisa ditemuken lagi di situsnja koran itu. ADAKAH orde baunja Djindral Besuar Purnawirawan Hadji Mohamad Soeharto jang resminja sampai 32 tahun begitu mutlak menguasai pentas politik Indonesia punja akar sedjarahnja sendiri di bumi Nusantara? Sebagai kekuatan kanan misalnja? Bukankah orde bau tampil setelah berhasil sampai ke akar2nja mengganjang PKI beserta antèk2nja, jaitu pelbagai gerakan kiri jang lain? Dalam berupaja mendjawab pertanjaan di atas seorang peminat sedjarah Indonesia bisa dipastikan akan menumbuk anomali sedjarah atau sebutan mentèrèngnja: anomali historiografi Indonesia. Betapa … Lanjutkan membaca “Anomali Sedjarah” oleh Joss Wibisono

“Fascination with Fascism” by Joss Wibisono

Fascination with Fascism: Japan and Germany in the Indies of the 1930s Japan’s victory over Russia in 1905 was, as widely known, an eye opener for other Asian nations, especially those who were still colonized. At last fellow Asians defeated the white race, so it was perceived. Japan became a model and the interest in the country of the rising sun extended well until the 1930s, a different period in Japan as it embraced fascism. Information and knowledge about Japan filtered through to the Indies mainly through publications in Dutch, which, in turn, originated from Germany. This should not be … Lanjutkan membaca “Fascination with Fascism” by Joss Wibisono

“Noto Soeroto dan Soewardi Suryaningrat: paralel dua saudara sepupu” Oleh Joss Wibisono

Historiografi Indonesia jang timpang kembali djelas terlihat pada kasus dua saudara sepupu Noto Soeroto dan Soewardi Suryaningrat. Soewardi jang kemudian ganti nama mendjadi Ki Hadjar Dewantara dikenal luas sebagai pahlawan dan bapak pendidikan nasional Indonesia. Saudara sepupunja, Noto Soeroto, tjuma segelintir jang tahu. Padahal keduanja muntjul serempak dalam sedjarah Belanda. Betapa sedjarah bekas penguasa kolonial itu lebih lengkap dan anehnja orang Indonesia djuga tidak merasa risi. Pernah dengar nama Noto Soeroto? Tidak apa2 kalau tidak pernah, karena memang sekarang sosok ini sudah tidak dikenal orang lagi. Dulu, pada zaman pra-kemerdekaan, mungkin masih ada jang pernah dengar namanja. Itupun bisa djadi … Lanjutkan membaca “Noto Soeroto dan Soewardi Suryaningrat: paralel dua saudara sepupu” Oleh Joss Wibisono