“Enaknja jang mana: pilkada atau pemilukada?” oleh Joss Wibisono

Versi sedikit lain dan dalem EYD alias edjaan orde bau bisa dibatja klow mengklik ini Dulu —tatkala DPR meloloskan UU pemilihan kepala daerah tak langsung— orang sudah memperbintjangkannja. Sekarang —mendjelang serempak berlangsungnja pemilihan kepala daerah— lagi2 perbintjangan itu kembali terdengar. Dulu itu orang tidak hanja membahas apakah pemilihan kepala daerah sebaiknja dilakukan langsung oleh warga daerah atau pemilihan tidak langsung jang, atas nama rakjat daerah, didjalankan oleh dewan perwakilan rakjat daerah tertentu. Sekarang orang tidak hanja membitjarakan pelbagai politisi jang mentjalonkan diri pada pemilihan kepala daerah jang akan digelar serempak pada beberapa daerah. Bersamaan dengan itu baik sekarang maupun dulu … Lanjutkan membaca “Enaknja jang mana: pilkada atau pemilukada?” oleh Joss Wibisono

“Pemilukada, Ditjokok dan Pembina: Memaknai Bahasa Masa Kini” Oleh Joss Wibisono

Versi lain esei ini (dan dalem EYD) bisa dibatja di LKIP. Perubahan zaman pasti akan tertjermin pada bahasanja. Begitu zaman berganti, kosakata jang digunakan masjarakat djuga ikut berubah. Tidak pernah terdjadi pada zaman baru orang tetap menggunakan istilah atau kata2 warisan zaman lama. Walaupun misalnja zaman lama begitu ngebet ingin menghibahkan bahasanja kepada zaman baru, sangat patut diragukan zaman baru sudi menerima warisan itu. Tidaklah berlebihan kalau ditegaskan bahwa zaman lama akan selalu gagal mewariskan bahasanja kepada zaman baru. Dan karena dalam 15 tahun terachir Indonesia terutama mengalami perubahan politik, maka jang mentjolok adalah perubahan bahasa politik. Tergusur sudah istilah2 … Lanjutkan membaca “Pemilukada, Ditjokok dan Pembina: Memaknai Bahasa Masa Kini” Oleh Joss Wibisono