
“Tjantik itu luka mengandung ramuan chusus”, oleh Wim Bossema
Berikut terdjemahan resensi jang dimuat oleh harian pagi Amsterdam de Volkskrant pada edisi sabtu 2 djuli 2016, novel ini memperoleh empat dari lima bintang jang ada. Manakala seorang penulis sedang dipersilakan masuk ke dalam kelompok pilihan jang hanja beranggotakan nama2 besar, maka dia akan tertimpa hujan perbandingan jang turun dengan lebatnja. Tidaklah mengherankan kalau penulis muda Indonesia Eka Kurniawan (1974) disandingkan dengan penulis senegerinja Pramoedya Ananta Toer, dengan Gabriel Garcia Márquez dan dengan Murakami Haruki. Tapi djustru gaja pribadi Eka Kurniawanlah jang membuat roman2nja (dia sudah menulis empat) merupakan petualangan. Dalam upajanja mendjangkau pembatja sekarang Belanda memperoleh giliran dengan terbitnja … Lanjutkan membaca “Tjantik itu luka mengandung ramuan chusus”, oleh Wim Bossema