
“Keprihatinan bahasa Benedict Anderson” oleh Joss Wibisono
Versi awal tulisan ini terbit sebagai kolom pada mingguan Tempo edisi 27 desember 2015 (halaman 131), versi berikutnja nongol sebagai lampiran dalam atjara mengenang Ben Anderson jang diselenggarakan di TIM, Djakarta, tanggal 22 djanuari 2016. Keduanja dalam djudul jang ber-beda2. Karena masih ada sadja gagasan lain, sementara dua kesempatan di atas membatasi pandjangnja tulisan, maka inilah versi ketiga. Paling sedikit beginilah aku memahami bagaimana Oom Ben memprihatini bahasa Indonesia. Salah satu tjiri chas mendiang Benedict Anderson jang mungkin mendjadikannja terkenal di kalangan generasi muda adalah penolakannja setjara konsisten untuk menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan, EYD. Mingguan Tempo edisi achir tahun 2001 … Lanjutkan membaca “Keprihatinan bahasa Benedict Anderson” oleh Joss Wibisono